Kamis, 06 Oktober 2016

karya ilmiah XII IPA






BAB I
PENDAHULUAN


1.1        Latar Belakang

       Di Indonesia, padi merupakan komoditas utama dalam menyokong pangan masyarakat. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang meningkat. Komoditas padi memiliki peranan pokok sebagai pemenuhan kebutuhan pangan. Kebutuhan bahan pangan beras di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan laju pertambahan penduduk. Akan tetapi, laju peningkatan kebutuhan beras itu tidak sebanding dengan laju penambahan produksinya di lapangan sehingga terjadi kekurangan setiap tahun. Indonesia, pada tahun 1998 pernah sebagai pengimpor beras terbesar di Asia Tenggara sebesar 5,9 juta ton atau separuh dari produksi dunia yang ada di pasaran waktu itu yaitu 12 juta ton (Sumodiningrat, 2001). Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan impor beras tersebut dengan cara pengurangan volume impor dan pada tahun 2006 menjadi sebesar 210 ribu ton (Departemen Pertanian, 2006 ). Melihat kecenderungan dan fluktuasi besar nya impor beras setiap tahunnya menunjukkan bahwa peluang untuk meningkatkan daya hasil tanaman padi per hektarnya cukup besar. Kesuburan tanah sangat mempengaruhi hasil produsi padi di Indonesia. Pada umumnya, padi pada kondisi jarak tanam yang sempit akan mengalami penurunan kualitas pertumbuhan, seperti jumlah anakan dan malai lebih sedikit, panjang malai lebih pendek dan tentunya jumlah gabah per malai berkurang di bandingkan pada kondisi jarak tanam yang potensial.





Selama ini usaha petani yang sering dilakukan petani untuk meningkatkan produksi adalah dengan pemberian pupuk buatan dalam jumlah yang cenderung meningkat, pengembalian bahan organik seperti jerami. Salah satu upaya peningkatan produktivitas tanaman padi adalah dengan mencukupkan kebutuhan haranya. Pemupukan bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sebab unsur hara yang terdapat di dalam tanah tidak selalu mencukupi untuk memacu pertumbuhan tanaman secara optimal  Selain dengan teknologi penyuluhan sistem tanam padi merupakan salah satu teknlogi dengan menetukan jarak tanam, namun untuk mewujudkan upaya tersebut masih terkendala karena jika diperhatikan masih banyak petani yang belum mau melaksanakan anjuran sepenuhnya.  Sebagai contoh dalam hal sistem tanam masih banyak petani yang bertanam tanpa jarak tanam yang beraturan. Padahal dengan pengaturan jarak tanam yang tepat dan teknik yang benar dalam hal ini adalah sistem tanam jajar legowo maka akan diperoleh efisiensi dan efektifitas pertanaman serta memudahkan tindakan kelanjutannya. Istilah jajar legowo diambil dari bahasa jawa yang secara harfiah tersusun dari kata “lego (lega)” dan “dowo (panjang)” yang secara kebetulan sama dengan nama pejabat yang memperkenalkan cara tanam ini. Sistem tanam jajar legowo diperkenalkan pertama kali oleh seorang pejabat Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar Negara, Provinsi Jawa Tengah yang bernama Bapak Legowo, yang kemudian ditindak lanjuti oleh Departemen Pertanian melalui pengkajian dan penelitian sehingga menjadi suatu rekomendasi atau anjuran untuk diterapkan oleh petani dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman padi. Prinsip dari sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi tanaman dengan mengatur jarak tanam sehingga pertanaman akan memiliki barisan tanaman yang diselingi oleh barisan kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir setengah kali jarak tanam antar barisan.







1.2        Identifikasi Masalah

Dari pembahasan pada latar belakang di atas dapat di identifikasikan bahwa      sudah banyak para petani yang menanam padi menggunakan sistim tanam jajar legowo.

1.3     Rumusan Masalah

Berdasakan pada identifikasi masalah tersebut, maka dirumuskan sebagai berikut:

1.         Bagaimana sikap petani di Desa Margo Mulyo, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat terhadap sistim tanam jajar legowo ?
2.         Apakah sistim tanam jajar legowo dapat meningkatkan produksi padi di Desa Margo Mulyo Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat ?

1.4       Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian adalah :

1.      Untuk mengetahui sikap petani terhadap teknologi jajar legowo di  Desa Margo Mulyo Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat ?
2.      Untuk mengetahui apakah sistim tanam jajar legowo dapat meningkatkan produksi padi di Desa Margo Mulyo, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat ?





1.5       Manfaat Penulisan

Karya tulis ini dapat memberi manfaat bagi pembaca, antara lain :

1.      Menambah wawasan tentang penting nya sistim tanam jajar legowo.
2.      Menumbuhkan minat pembaca untuk mengtahui tentang sistim tanam jajar legowo.

1.6       Ruang Lingkup

Dalam ruang lingkup ini mempermasalah kan tentang bagaimana sikap petani di Desa Margo Mulyo, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat.



















BAB II
LANDASAN TEORI


2.1 A. Peningkatan

1.      Pengertian peningkatan menurut Adi S, peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Jadi peningkatan adalah usaha yang membuat sesuatu menjadi lebih baik dari sebelumnya (www.duniapelajar.com).
2.      Pengertian peningkatan menurut ahli yang bernama Moeliono peningkatan adalah sebuah cara atau usaha yang mendapatkan keterampilan atau kemampuan menjadi lebih baik (www.duniapelajar.com).
3.      Secara umum peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti penambahan keterampilan kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat, hubungan, dan sebagainya (www.duniapelajar.com).













2.1  B.  Produksi

1.      Pengertian produksi menurut ahli yang bernama Magfuri, produksi adalah mengubah produksi barang yang memiliki kualitas untuk memenuhi kebutuhan manusia (www.jelajahinternet.com).

2.      Pengertian produksi menurut ahli yang bernama Sugiarto, produksi adalah kegiatan yang mengubah input menjadi output. kegiatan ekonomi biasanya dinyatakan dalam fungsi produksi (www.jelajahinternet.com).
3.      Secara umum produksi merupakan sebuah perbuatan atau kegiatan yang tidak hanya mencakup pembuatan barang-barang saja, tetapi dapat juga membuat atau menciptakan jasa pelayanan, seperti acara hiburan, penulisan buku-buku cerita dan pelayanan jasa keuangan (www.jelajahinternet.com).

2.2  C.  Padi

1.      Pengertian padi

Padi merupakan tumbuhan yangg menghasilkan beras, termasuk jenis Oryza (Oryza sativa L.) adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar.






Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga ( genus ) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.

2.      Klasifikasi

Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut:

a. Divisi       :Spermatophyta
b. Subdivisi :Angiospermae
c. Kelas        :Monotyledonae
d. Keluarga  :Gramineae(Poaceae)
e. Genus       :Oryza
f. Spesies      : Oryza spp.












3.      Ciri-Ciri Umum

       Dalam suku padi-padian atau Poaceae ( Sinonim : Graminae atau Glumiflorae ). Terna semusim, berakar serabut; batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah daun yang saling menopang; daun sempurna dengan pelepah regak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut yang pendek dan jarang; bunga tersusun majemuk, tipe malai bercabang, satuan bunga disebut floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula; buah tipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hamper bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan adalah endospremium yang dimakan orang.

4.      Jenis Tanaman Padi

Tanaman padi dibedakan dalam 3 jenis varietas:

1.       Varietas Padi Hibrida

Varietas Padi Hibrida merupakan varietas padi yang dihasilkan dari persilangan antara dua atau lebih populasi suatu spesies yang berbeda genetiknya (Indukan dan Keterunan). Varietas padi hibrida memiliki pro kontra dikalangan petani padi mengenai keunggulan dan kelemahan padi hibrida tersebut. Padi hibrida memiliki kelebihan mampu menghasilkan 10-12 ton/hektar.





Pumbuhnya  padi lebih seragam dan beras yang dihasilkan lebih pulen dan wangi  akan tetapi padi hibrida memiliki sisi kelemahan disamping benih tersebut mahal (40.000-45.000/kg) sedangkan varietas lokal hanya (5000-10000/kg), terlebih  benih padi hibrida tersebut  untuk satu kali penggunaan kalau pun bisa tanam produksi padi tersebut turun dengan drastis. Contoh Padi Hibrida antara lain : Intani 1 dan Intani 2, Adirasa 1, Adirasi 64, PP1, H1, Rokan, SL 8 dan Sl 11, Segera Anak, Sembada B3 dan Sembada B9.

2.       Varietas Padi Unggul

 Varietas Padi Unggul merupakan varietas padi yang diperoleh dari persilangan varietas unggul padi lokal untuk menghasilkan varietas padi unggulan,misalnya varietas padi IR dan Ceheran yang dilakukan oleh bapak Sutikno Efendi di Bojonegoro. Keunggulan varietas padi lokal antara lain; benih tersebut mampu menghasilkan 8-11 ton/hektar tidak kalah dengan varietas padi hibrida, benih padi tersebut bisa di gunakan sebagai bahan tanam kembali tanpa mengurangi nilai produksi padi tersebut, harga benih sangat terjangkau (5000-10.000/kg), tahan terhadap kekeringan dan beras yang dihasilkan lebih pulen serta wangi. Contoh Padi Varietas Unggul: Ciherang, IR-64, Ciliwung, Cobogo, Cisadane.











3.       Varietas Padi Lokal

Varietas padi lokal merupakan varietas padi yang beradaptasi lama disuatu daerah yang memiliki nilai keunggulan dan kelemahan tertentu sehingga padi tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda disetiap daerah nya. Contoh Padi Varietas Lokal: Dharma ayu, Indramayu dan Gropak (Kulon Progo-Jogya), Simenep, Srimulih dan Andel Jaran. (www.seputarpertanian.com).


2.3  D.  Jajar Legowo

       Istilah jajar legowo diambil dari bahasa Jawa yang secara harfiah tersusun dari kata ‘lego’ (lega) dan ‘dowo’ (panjang) yang secara kebetulan sama dengan nama orang yang memperkenalkan cara tanam ini. Jajar legowo diperkenalkan pertama kali oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar Negara, Provinsi Jawa Tengah, bernama Legowo yang kemudian ditindak lanjuti oleh Departemen Pertanian melalui pengkajian dan penelitian sehingga menjadi suatu rekomendasi atau anjuran untuk diterapkan oleh petani dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman padi. Bisa dijelaskan  secara umum bahwa sistem tanam jajar legowo adalah upaya meningkatkan populasi tanaman dengan mengatur jarak tanam sehingga pertanaman akan memiliki barisan tanaman yang diselingi oleh barisan kosong, di mana jarak tanam pada barisan pinggir setengah kali jarak tanam antar barisan. Sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu rekomendasi yang terdapat dalam paket anjuran Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).






Sistem tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Seperti diketahui bahwa tanaman padi yang berada dipinggir memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding tanaman padi yang berada di barisan tengah sehingga memberikan hasil produksi dan kualitas gabah yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena tanaman yang berada di pinggir akan memperoleh intensitas sinar matahari yang lebih banyak (efek tanaman pinggir). ( http://agroplus.co.id/ )

Tipe sistem jajar Legowo

1.      Jajar Legowo 2:1

Setiap dua baris diselingi satu baris yang kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan pada jarak tanam dalam baris yang memanjang di perpendek menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya.

2.      Jajar Legowo 3:1

Setiap tiga baris tanaman padi di selingi dengan satu baris kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan untuk Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya.

3.      Jajar Legowo 4:1

Setiap empat baris tanaman padi diselingi dengan satu baris kosong dengan lebar dua kali jarak tanam, dan untuk Jarak tanam tanaman padi yang dipinggir menjadi setengah jarak tanam dalam barisannya.
(http://www.informasipertanian.com/)






























BAB III

METODE PENELITIAN


3.1 A.  Metode Observasi
           
Demi memperoleh data dan informasi yang diharapkan dalam penulisan karya ilmiah ini, ada beberapa metode-metode yang di pergunakan oleh penulis yaitu:

1.      Metode Pengamatan Langsung

Dalam metode ini penulis mencoba untuk mendapatkan informasi mengenai tanaman padi di Desa Margo Mulyo, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Data di peroleh langsung melalui salah satu petani yang bernama Bapak Sani, sehingga penulis mendapatkan sedikit gambaran mengenai tanaman padi dengan sistim tanam jajar legowo.

2.      Metode Wawancara

Dalam pembuatan karya ilmiah ini kami melakukan wawancara kepada salah satu petani di Desa Margo Mulyo, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat yang bernama Bapak Sani mengenai sistim tanam padi jajar legowo






3.      Metode Deskriptip

Dalam metode ini kami berupaya mendapatkan informasi dari internet dan kepada salah satu petani di Desa Margo Mulyo, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kami menggunakan metode ini untuk mengetahui lebih jelas mengenai sistim tanam jajar legowo.

3.1 B.  Waktu Dan Lokasi Observasi

Dalam pembuatan karya tulis ini kami melakukan observasi di Desa Margo Mulyo, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat pada hari sabtu tanggal 30 juli 2016.



















BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1  Hasil
           
Hasil dari pembahasan tentang sistim tanam jajar legowo adalah sebagai berikut:

1. Tanggapan masyarakat desa margo mulyo terhadap sistim tanam jajar
legowo cukup baik, karena tanaman padi dengan sistim tanam jajar     legowo dapat memudahkan petani di Desa Margo Mulyo, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat melakukan penyemprotan, pemupukan, penyiangan, dan pemanenan.

2.  Penanam padi dengan sistim tanam jajar legowo ternyata dapat
meningkatkan produksi padi, Karena dengan adanya baris yang kosong akan mempermudah padi untuk berkembang, untuk pelaksanaan pemeliharaan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit tanaman yaitu dilakukan melalui barisan kosong sehingga padi tidak akan rusak karena proses pemupukan dan penyemprotan melalui barisan kosong tersebut.









4.2  Pembahasan

       Sistem tanam jajar legowo merupakan cara tanam padi sawah dengan pola beberapa barisan tanam yang kemudian diselingi satu barisan kosong. Tanaman yang seharusnya di tanam pada barisan yang kosong di pindahkan sebagai sisipan di dalam barisan. Pada awalnya tanam jajar legowo ini umum di terapkan untuk daerah yang banyak serangan hama dan penyakit. Pada barisan kosong di antara unit legowo, dapat di buat parit dangkal. Parit dangkal dapat berfungsi untuk mengumpulkan keong agar tidak merusak tanamn padi. Namun kemudian, pola tanam ini berkembang untuk memberikan hasil panen yang lebih tinggi dan kemudian sistem tanam ini, mampu memberikan sirkulasi udara dan pemanfaatan sinar matahari lebih optimal untuk pertanaman. Sistem tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi pertanamn sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pinggir yang lebih banyak dengan adanya barisan kosong.
Di Desa Margo Mulyo, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat, ternyata sudah banyak para petani yang bertanam padi menggunakan sistem tanam jajar legowo salah satunya adalah Bapak Sani. Beliau menjelaskan bahwa beliau menggunakan sistem tanam jajar legowo karena memudahkan untuk melakukan pemupukan, penyemprotan, penyiangan, dan pemanenan. Sistem tanam jajar legowo ini juga dapat meningkatkan produksi padi karena dengan adanya barisan kosong dapat memudahkan padi berkembang dan dapat mempermudah pada saat pengendalian hama penyakit dan gulma.








BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1  Kesimpulan

       Dari hasil pembahasan dapat kami simpulkan bahwa sistem tanam jajar legowo ini mendapatkan respon yang cukup baik dari petani yang ada di Desa Margo Mulyo, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat. Karena sistim tanam jajar legowo ini mempermudahkan petani  di Desa Margo Mulyo, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat, untuk melakukan pemupukan, penyemprotan, penyiangan, pemanenan, dan sitem tanam jajar legowo ini dapat meningkatkan produksi padi karena dengan adanya barisan yang kosong dapat memudahkan padi untuk berkembang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar